Skip to main content
Artikel

BNN Provinsi Sumatera Selatan dalam menghadai Bahaya Narkoba ditengah Pandemi Covid -19

Dibaca: 61 Oleh 03 Nov 2021Januari 4th, 2022Tidak ada komentar
BNN Provinsi Sumatera Selatan m
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Selatan dengan semangat memerangi narkoba, melalui Program P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) seperti melaksanakan kegiatan sosialisasi baik ke pendidikan, pekerja, masyarakat, organisasi dan tokoh tokoh masyarakat lainnya, melaksanakan rehabilitasi bagi para pecandu narkoba, dan melakukan tindak tegas terhadap penyalahguna narkoba. Melalui program P4GN, BNN Provinsi Sumatera Selatan tidak serta merta berjalan sendiri, tapi perlu dukungan dari para instansi terkait dan tokoh masyarakat agar dapat terlaksananya program BERSINAR (bersih dari narkoba).

Sampai dengan saat ini upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh lembaga formal pemerintah (DepKes, Imigrasi, Bea dan Culai, Polri, BNN, BNP, dan lain-lain) maupun oleh lembaga swadaya masyarakat lainnya masih belum optimal, kurang terpadu dan cenderung bertindak sendiri-sendiri secara sektoral. Oleh sebab itu masalah penyalahgunaan narkoba ini tidak tertangani secara maksimal, sehingga kasus penyalagunaan narkoba makin hari bukannya makin menurun tapi cenderung semakin meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas. Ancaman bahaya narkoba telah melanda sebagian besar negara dan bangsa di dunia. Kecenderungan peredaran narkoba sebagai salah satu cara mudah memperoleh keuntungan material dalam jumlah yang besar, kini telah berkembang jauh bahkan di kondisi pandemi Covid-19 ini.

Di tengah gencarnya perhatian bangsa ini akan wabah virus Corona (Covid-19) yang makin hari semakin masif, ada satu hal yang tak boleh terlupakan, yakni bahaya penyalahgunaan narkoba yang terus merusak anak bangsa negeri ini. Kita tahu saat ini wabah Covid-19 menyita seluruh perhatian kita. Tapi jangan lupa ancaman narkoba yang lebih berbahaya di masa depan juga belum berakhir. Bukan hanya kasus peredaran gelap narkoba, bahkan di tengah pandemi Corona/Covid-19 ini ada sederet artis tanah air yang lagi-lagi terciduk kasus narkoba. Hal ini sungguh sangat memperihatinkan. Karena pada situasi pandemi yang masih melanda negeri ini, telah banyak hal yang membuat aktivitas kita terhenti, namun di sisi lain masalah peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba tidak pernah berhenti di Negara kita. Meski demikian, dalam konteks upaya penanggulangan narkoba, masyarakat perlu dan harus terus diingatkan bahwa ancaman narkoba sudah sejak awal sebelum serangan virus Corona ini muncul.

Dalam situasi sekarang ini upaya sosialisasi bahaya narkoba yang biasanya menghadirkan massa besar tentunya tidak dapat lagi dilakukan untuk sementara waktu. Namun demikian, BNN Provinsi Sumatera Selatan tentunya harus jeli untuk mengambil langkah pencegahan yang tetap aman dan memberikan dampak yang signifikan kepada masyarakat. Melalui Program BNN menyapa dengan mobil keliling adalah salah satu program yang telah dijalankan oleh BNNP Sumatera Selatan untuk sosialisasi. Program ini dianggap aman untuk dilaksanakan, mengingat petugas tidak perlu berinteraksi langsung dengan masyarakat. Dengan menyasar lokasi dan Kawasan yang strategis misalnya di tempat tempat kumpul masyarakat seperti di pasar tradisional, tempat nongkrong muda mudi, dan sebagainya. Tidak hanya melalui mobil keliling, petugas BNN Provinsi Sumatera Selatan juga membagikan Pamflet tentang bahaya narkoba sambil sosialisasi sekilas kepada masyarakat tentang bahaya narkoba secara langsung sambal membagikan masker ataupun nasi kotak.

Walau dalam kondisi krisis seperti saat ini kita tetap harus bekerja keras dan dituntut kreatif dan inovatif dalam melaksanakan upaya pencegahan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

Jika ada yang mengatakan bahwa pengguna narkoba aman dari serangan Covid-19, tentunya ini merupakan hal yang keliru. Dikarenakan ketika paru-paru seseorang terkena flu atau infeksi lain, efek buruk dari merokok atau zat menguap pada narkoba yang digunakan orang tersebut jauh lebih serius akibatnya dari pada orang-orang yang tidak merokok atau menggunakan narkoba. Selain merokok dan penggunaan vape orang yang menyalahgunakan narkoba jenis opioid dan metamfetamin dapat berisiko mengalami komplikasi serius Covid-19, karena efek dari zat ini terhadap pernapasan dan kesehatan paru-paru si pengguna. Kapasitas paru-paru yang terpengaruh Covid-19 juga dapat membahayakan bagi penyalahguna narkoba. Begitu pula dengan pengguna narkoba jenis shabu. Metamfetamin (shabu) telah terbukti menghasilkan kerusakan paru yang signifikan karena sangat terikat pada jaringan paru. Hal ini harus dapat diketahui dan dipahami oleh masyarakat bahwa orang yang menggunakan narkoba lebih cenderung berisiko terkena Covid-19 dan berbahaya dari pada mereka yang hanya sekedar merokok.

Pendekatan yang dilakukan sebagai alternatif terhindar dari bahaya narkoba adalah :

  1. Pendekatan agama. Setiap agama mengajarkan pemeluknya untuk menegakkan kebaikan, menghindari kerusakan, baik pada dirinya, keluarganya, maupun lingkungan sekitarnya. Sedangkan bagi mereka yang sudah terlanjur masuk dalam kubangan narkoba, hendaknya diingatkan kembali nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran agama yang mereka yakini. Dengan jalan demikian, diharapkan ajaran agama yang pernah tertanam dalam benak mereka mampu menggugah jiwa mereka untuk kembali ke jalan yang benar.
  2. pendekatan psikologis. Dengan pendekatan ini, mereka yang belum terjamah ‘kenikmatan semu’ narkoba, diberikan nasihat dari ‘hati ke hati’ oleh orang-orang yang dekat dengannya, sesuai dengan karakter kepribadian mereka. Langkah persuasif melalui pendekatan psikologis ini diharapkan mampu menanamkan kesadaran dari dalam hati mereka untuk menjauhi penyalahgunaan narkoba. Adapun bagi mereka yang telah larut dalam ‘kehidupan gelap’ narkoba, melalui pendekatan ini dapat diketahui, apakah mereka masuk dalam kategori pribadi yang ekstrovert (terbuka), introvert (tertutup), atau sensitif. Dengan mengetahui latar belakang kepribadian mereka, maka pendekatan ini diharapkan mampu mengembalikan mereka pada kehidupan nyata. Memotivasi mereka untuk mau melakukan upaya pemulihan baik itu secara mandiri maupun melalui program rehabilitasi.
  3. pendekatan sosial. Baik bagi mereka yang belum, maupun yang sudah masuk dalam ‘sisi kelam’ narkoba, melalui pendekatan ini agar tersadarkan bahwa mereka merupakan bagian penting dalam keluarga dan lingkungannya. Dengan penanaman sikap seperti ini, maka mereka merasa bahwa kehadirannya di tengah keluarga dan masyarakat memiliki arti penting, dan itu mendorong mereka terbentuknya self Regulation dan Asertiveness dalam dirinya, dan akan tertanam di dalam dirinya untuk menghindari setiap ancaman dan ajakan yang merugikan mereka.

Diharapkan dengan adanya pendekatan ini, masyarakat selalu sadar secara kolektif dan mengantisipasi dalam berbagai hal. Baik itu masalah narkoba maupun masalah Covid-19. Kita semua mengharapkan kehidupan saat ini berjalan dengan baik. Namun di tengah cobaan Covid-19 ini kita tergerak untuk saling menghimbau dan mengingatkan sesama kita bahwa ancaman keberlangsungan hidup itu akan selalu ada pada setiap zaman. Semoga kita terhindar dari jeratan narkoba. (KPS)

 

 

ditulis oleh Kartika P.S

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel